Daftar isi
fonetekno.com – FinTech mengacu pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk menawarkan layanan keuangan, contoh perusahaan FinTech di Indonesia mungkin Kartuku, Halomoney, Doku, dan Veritrans.
Pesatnya pertumbuhan ruang FinTech membuka peluang besar dan Indonesia adalah salah satu negara yang mengadopsi teknologi baru.
Selain itu, populasi besar yang tidak memiliki rekening bank di Indonesia telah mendorong inovasi.
Adopsi mobile banking dan FinTech mengubah lanskap keuangan di Indonesia.
Para Pemain Terkemuka Indonesia adalah rumah bagi banyak bank yang menguntungkan dan paling cepat berkembang di dunia.
Lanskap keuangan di Indonesia dapat dibagi ke dalam kategori yang berbeda berdasarkan pendanaan, pinjaman dan tren kinerja dan driver.
Baca Juga:
- Dogecoin Dan Shiba Inu Coin Punya Potensi Menarik Untuk Trading
- Hp Vertu Di Jual Dengan Harga 70 Juta, Apa Aja Spesifikasinya?
Poin Penting Yang Perlu Diketahui Tentang Fintech Di Indonesia
Kategori-kategori tersebut, menurut KPMG, adalah sebagai berikut:
Big Four Banks
Sektor keuangan dipimpin oleh tiga bank BUMN – Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI) dan satu bank swasta—Bank Central Asia (BCA).
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia, kategori ini mengambil 41% dari pinjaman nasional.
Bank Komersial Yang Lebih Besar
Enam bank umum yang cukup besar dengan 16% pinjaman ritel dan korporasi di Indonesia adalah CIMB Niaga, Danamon, Permata, Maybank Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Panin Bank.
Bank Komersial Kecil Lainnya
33% dari pinjaman nasional hadir di bank-bank komersial yang lebih kecil ini:
9 cabang bank milik asing, 12 bank patungan, 27 Bank Pembangunan Daerah, 13 Bank Syariah, dan 44 bank konvensional.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
2% dari pinjaman nasional hadir di 1.630 BPR dan lembaga keuangan mikro lainnya di Indonesia.
BPRs memiliki ruang lingkup kegiatan yang terbatas dibandingkan dengan bank umum sehingga kurang menarik bagi nasabah.
Perusahaan multifinance
Lebih dari 200 perusahaan multifinance di Indonesia menawarkan total 8% dari pinjaman nasional.
Mereka dilisensikan untuk menawarkan leasing, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan konsumen, dan layanan pinjaman lainnya.
Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Adira Dinamika Finance, BFI Finance, Clipan Finance, dan Astra Sedaya Finance.
Penantang Baru Ini adalah tahap mekar untuk crowdfunding, pinjaman peer-to-peer (P2P) dan pemberi pinjaman FinTech alternatif lainnya.
Sebagian besar platform sedang dalam tahap pengujian dan ditetapkan untuk mencapai massa kritis dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan investasi yang signifikan dari investor asing yang besar, e-dompet sekarang berkembang dengan peningkatan pesat dari pelanggan.
Ada peluang besar bagi startup FinTech di Indonesia mengingat ketersediaan keuangan yang tidak merata dan tingkat inklusi keuangan yang rendah.
Baca Juga:
Mengapa FinTech?
Perusahaan FinTech di Indonesia diperkenalkan untuk membantu sektor pendukung untuk menaklukkan keterbatasan topografi, menjangkau daerah yang lebih terpencil.
Selain itu, sebagai pemain utama di pasar perbankan Indonesia, Lembaga bank tidak terlalu peduli dengan pendekatan yang ramah pelanggan.
Kebingungan dan komplikasi menjadi rutinitas ketika mengeluarkan pinjaman bank atau mencari informasi.
Dengan demikian, FinTech di Indonesia merupakan sektor dengan potensi yang besar.
Seperti disebutkan, sektor FinTech khususnya lending akan terus tumbuh.
Ekspansi ini akan mendukung usaha kecil dan menengah di Indonesia, karena alasan utama rendahnya produktivitas mereka adalah karena akses pembiayaan yang buruk.
Penutup
Itulah beberapa Poin Penting Yang Perlu Diketahui Tentang Fintech Di Indonesia, semoga bermanfaat.