5 Mata Uang Kripto Dengan Nilai Tukar Tinggi dan Populer di Indonesia

Fonetekno.com – Hallo sahabat setia Fone, jumpa kembali dengan admin yang selalu memberikan informasi yang menarik dan menambah wawasan diantaranya adalah 5 Mata Uang Kripto Dengan Nilai Tukar Tinggi dan Populer di Indonesia yang pastinya akan memperluas pengetahuan kalian sebagai pebisnis online.

Dengan begitu banyaknya mata uang kripto yang tersedia saat ini, tidak semuanya memiliki nilai tukar yang tinggi atau tidak semuanya bisa membuat kalian menjadi jutawan hanya dengan 1 koin kripto saja, ada juga yang memiliki nilai tukar yang rendah dan butuh banyak koin agar kalian bisa menjadi jutawan.

Dan pada kesempatan kali ini admin tidak akan membahas mengenai mata uang kripto yang memiliki nilai tukar rendah tersebut, akan tetapi kita membahas mengenai hal yang sebaliknya yaitu seperti judul yang tertera di atas, agar pengetahuan kalian juga bertambah luas.

Jika kalian hanya mengetahui beberapa mata uang saja yang memiliki nilai tukar tinggi dalam cryptocurrency ini, maka setelah kalian membaca ulasan ini pengetahuan kalian akan bertambah dan kalian pun akan semakin mengerti mengenai beberapa mata uang kripto yang mempunyai nilai tukar tinggi tersebut, berikut ulasan selengkapnya.

Apa Sajakah Mata Uang Kripto Yang Memiliki Nilai Tukar Tinggi dan Populer di Indonesia?

Apa Sajakah Mata Uang Kripto Yang Memiliki Nilai Tukar Tinggi

Untuk kalian yang hanya mengetahui beberapa mata uang kripto yang cukup populer di Indonesia namun belum mengetahui mata uang kripto mana saja yang memiliki nilai tukar yang tinggi, maka kalian akan segera mengetahuinya setelah membaca seluruh ulasan di bawah ini, simak dengan teliti.

1. Bitcoin (BTC)

Bitcoin

Bitcoin adalah mata uang kripto terdesentralisasi yang awalnya dijelaskan dalam whitepaper (buku putih) oleh seseorang, atau sekelompok orang, yang menggunakan alias Satoshi Nakamoto. Bitcoin diluncurkan tak lama setelahnya, pada Januari 2009.

Bitcoin adalah mata uang online rekan ke rekan, yang artinya bahwa semua transaksi terjadi secara langsung antara pastisipan jaringan yang setara dan independen, tanpa perlu perantara untuk memberikan izin atau memfasilitasi mereka. Bitcoin diciptakan, menurut Nakamoto sendiri, guna memungkinkan “pengiriman pembayaran online secara langsung dari satu pihak ke pihak lain tanpa melalui lembaga keuangan”.

Baca Juga: Fungsi SWOT Dalam Dunia Bisnis

Beberapa konsep untuk jenis serupa dari mata uang elektronik terdesentralisasi mendahului BTC, tetapi Bitcoin memiliki keistimewaan sebagai mata uang kripto pertama yang mulai digunakan secara aktual.

Penemu asli Bitcoin dikenal dengan nama samaran, Satoshi Nakamoto. Pada tahun 2020, identitas sebenarnya dari orang atau organisasi yang berada di balik nama alias tersebut masih misteri.

Pada tanggal 31 Oktober 2008, Nakamoto menerbitkan whitepaper Bitcoin, yang menjelaskan secara detail bagaimana mata uang online rekan ke rekan dapat diimplementasikan. Mereka mengusulkan untuk menggunakan buku besar transaksi terdesentralisasi yang dikemas dalam batch (disebut “blok”) dan diamankan oleh algoritme kriptografi seluruh sistem tersebut nantinya disebut “blockchain.”

Hanya dua bulan berikutnya, pada 3 Januari 2009, Nakamoto menambang blok pertama di jaringan Bitcoin, yang dikenal sebagai genesis block, sehingga meluncurkan mata uang kripto pertama di dunia.

Namun, meski Nakamoto adalah penemu asli Bitcoin, sekaligus penulis implementasi pertamanya, selama bertahun-tahun sekelompok besar orang telah berkontribusi demi meningkatkan perangkat lunak mata uang kripto dengan menambal kerentanan dan menambahkan fitur baru.

Repositori kode sumber Bitcoin di GitHub mencantumkan lebih dari 750 kontributor, beberapa nama penting di antaranya adalah Wladimir J. van der Laan, Marco Falke, Pieter Wuille, Gavin Andresen, Jonas Schnelli, dan lainnya.

2. Ethereum (ETH)

Ethereum

Ethereum adalah sistem blockchain sumber terbuka terdesentralisasi yang memiliki mata uang kriptonya sendiri, Ether. ETH berfungsi sebagai platform untuk banyak mata uang kripto lainnya, serta untuk pelaksanaan kontrak pintar terdesentralisasi.

Ethereum pertama kali dijelaskan dalam whitepaper di tahun 2013 oleh Vitalik Buterin. Buterin, bersama penemu lainnya, mendapatkan pendanaan untuk proyek tersebut dalam crowdsale publik online pada musim panas 2014 dan secara resmi meluncurkan blockchain pada 30 Juli 2015.

Tujuan Ethereum sendiri adalah menjadi platform global untuk aplikasi terdesentralisasi, memungkinkan pengguna dari seluruh dunia untuk menulis dan menjalankan perangkat lunak yang tahan terhadap sensor, waktu henti, dan penipuan.

Baca Juga: Mengenal Mata Uang Kripto Decred (DCR) dan Harga Terbarunya

Ethereum memiliki total delapan penemu jumlah yang luar biasa besar untuk sebuah proyek kripto. Mereka pertama kali bertemu pada 7 Juni 2014 di Zug, Swiss.

Vitalik Buterin, Rusia-Kanada, barangkali yang paling tersohor dari kelompok itu. Dia menulis whitebook asli yang pertama kali menjelaskan Ethereum pada 2013 dan masih berupaya untuk meningkatkan platform hingga kini. Sebelum ETH, Buterin turut mendirikan dan menulis untuk situs web berita Bitcoin Magazine.

Programmer Inggris Gavin Wood bisa dibilang salah satu penemu ETH terpenting kedua, karena dia mengkodekan implementasi teknis pertama Ethereum dalam bahasa pemrograman C++, mengusulkan bahasa pemrograman utama Ethereum yaitu Solidity serta menjadi kepala bagian teknologi pertama dari Ethereum Foundation. Sebelum Ethereum, Wood adalah ilmuwan peneliti di Microsoft. Setelah itu, dia beralih mendirikan Web3 Foundation.

Penemu Ethereum lainnya antara lain:

  • Anthony Di Iorio, yang bertanggung jawab atas proyek ini selama tahap awal pengembangannya.
  • Charles Hoskinson, yang memainkan peran utama dalam mendirikan Ethereum Foundation yang berbasis di Swiss beserta kerangka hukumnya.
  • Mihai Alisie, yang memberikan bantuan dalam mendirikan Ethereum Foundation.
  • Joseph Lubin, seorang pengusaha Kanada, yang, seperti Di Iorio, telah membantu mendanai Ethereum pada masa-masa awalnya, dan kemudian mendirikan inkubator untuk perusahaan rintisan berbasis ETH yang disebut ConsenSys.
  • Amir Chetrit, yang membantu mendirikan Ethereum tetapi menyingkir lebih awal saat pengembangan.

3. Binance Coin (BNB)

Binance Coin

BNB diluncurkan melalui penawaran perdana koin pada tahun 2017, 11 hari sebelum bursa mata uang kripto Binance online. BNB mulanya diterbitkan sebagai token ERC-20 yang berjalan di jaringan Ethereum, dengan total suplai dibatasi sejumlah 200 juta koin, dan 100 juta BNB ditawarkan di ICO. Namun, koin BNB ERC-20 ditukar dengan BEP2 BNB dengan rasio 1: 1 pada April 2019 dengan peluncuran mainnet Binance Chain, dan sekarang tidak lagi di-hosting di Ethereum.

BNB dapat digunakan sebagai metode pembayaran, token utilitas untuk membayar biaya di bursa Binance dan untuk berpartisipasi dalam penjualan token di landasan peluncuran (launchpad) Binance. BNB juga mendukung Binance DEX (pertukaran terdesentralisasi).

Anda tidak dapat menambang BNB sebagaimana dengan mata uang kripto proof-of-work, karena Binance Blockchain menggunakan mekanisme konsensus Byzantine Fault Tolerance (BFT). Alih-alih, ada validator yang memperoleh penghasilan dari mengamankan jaringan dengan memvalidasi blok.

Sebelum BNB bermigrasi ke Binance Chain, Binance melakukan pembakaran koin di jaringan Ethereum menggunakan fungsi pembakaran smart contract (kontrak pintar). Jumlah koin yang dibakar Binance didasarkan pada jumlah perdagangan bursa selama tiga bulan. Sejak peluncuran Binance Chain, pembakaran koin BNB tidak lagi dilakukan di jaringan Ethereum dan sekarang menggunakan perintah khusus pada Binance Chain, sebagai lawan dari kontrak pintar.

4. Bitcoin Cash (BCH)

Bitcoin Cash

Bitcoin Cash (BCH) adalah sebuah hard fork (pembaruan yang digerakkan oleh komunitas untuk protokol atau kode) dari blockchain Bitcoin yang asli. Fork Bitcoin tersebut berlangsung pada 1 Agustus 2017, dengan tujuan memperbarui ukuran blok menjadi 8MB. Pada 16 November 2018, BCH mengalami hard fork untuk kedua kalinya dan dipecah menjadi Bitcoin SV (Satoshi’s Vision) dan Bitcoin ABC.

Bitcoin ABC menjadi chain yang dominan dan mengambil alih simbol BCH, karena memiliki lebih banyak kekuatan hash dan mayoritas node komputer di jaringan. Bitcoin Cash mengalami ‘halving’ terbarunya pada 8 April 2020, ketika hadiah bloknya dikurangi menjadi 6,25, dari 12,5.

Baca Juga: AM Versi 4.0.0 Mod Apk Editor Terbaru

Peningkatan ukuran blok Bitcoin Cash bertujuan untuk membuat teknologinya lebih dapat meningkat dan memproses lebih banyak transaksi per detik, mendukung penggunaan cryptocurrency sebagai alat pembayaran, daripada sebagai penyimpan nilai. Biasanya, biaya transaksi Bitcoin Cash umumnya lebih rendah daripada Bitcoin.

Fork Bitcoin Cash ini sebagian disebabkan karena argumen antara kelompok Bitcoin tentang apakah cryptocurrency-nya perlu meningkatkan ukuran blok. Argumen ini didasarkan pada pemikiran bahwa waktu pemrosesan transaksi Bitcoin terlalu lambat untuk memungkinkan peningkatan yang diperlukan untuk menggantikan sistem pembayaran tradisional seperti Visa dan Mastercard. Sementara blok Bitcoin berukuran 1MB dan dapat memproses antara 2-7 transaksi per detik, Visa dapat memproses sekitar 1.700 transaksi per detik.

Hard fork 2017 tentang ukuran blok itu kontroversial, dan muncul setelah pengenalan ide SegWit2x, suatu solusi peningkatan lapisan kedua. Sebagian penambang dan pengembang Bitcoin menentang solusi tersebut karena mereka A. mengira hal itu dapat menyebabkan pemusatan jaringan Bitcoin B. tidak memiliki rencana implementasi yang jelas dan C. tidak mematuhi visi asli Satoshi Nakomoto untuk mata uang digital (menurut mereka).

Produsen perangkat keras penambangan Bitmain awalnya menggambarkan fork Bitcoin pada Juni 2017 sebagai “rencana darurat” jika SegWit diterima karena ketidakmampuan pengembang dan penambang Bitcoin untuk dengan suara bulat menyetujui implementasinya. Akhirnya, karena perpecahan yang sedang berlangsung, penentang SegWit2x (dipimpin oleh lawan yang vokal Roger Ver) bersatu untuk memecah blockchain Bitcoin pada Agustus 2017.

5. Elrond (EGLD)

Elrond

Elrond adalah protokol blockchain yang berusaha menawarkan kecepatan transaksi yang sangat cepat dengan menggunakan sharding. Proyek ini menggambarkan dirinya sebagai ekosistem teknologi untuk internet baru, yang mencakup fintech, keuangan terdesentralisasi, dan Internet of Things. Platform eksekusi smart contractnya dilaporkan mampu melakukan 15.000 transaksi per detik, dengan latensi enam detik, dan biaya transaksi $0,001.

Blockchain ini memiliki token asli yang dikenal sebagai eGold, atau EGLD, yang digunakan untuk membayar biaya jaringan, staking, dan memberi imbalan kepada validator. Elrond pertama kali diumumkan pada Agustus 2019, dan mainnet-nya mulai hidup pada Juli 2020.

Elrond didirikan bersama pada akhir 2017 oleh saudara Beniamin dan Lucian Mincu bersama Lucian Todea sebagai solusi untuk masalah skalabilitas blockchain, yang mereka anggap sebagai masalah paling mendesak yang dihadapi industri ini.

Sebelum Elrond, Beniamin dan Lucian Mincu mendirikan MetaChain Capital, pengelola dana investasi aset digital, dengan Beniamin Mincu menjabat sebagai CEO dan Lucian Mincu sebagai direktur teknologi. Dua-duanya juga ikut mendirikan ICO Market Data, suatu agregator informasi seputar penawaran koin perdana.

Baca Juga: Bitcoin Gold (BTG) Salah Satu Hard Fork Pertama Bitcoin Yang Banyak Diminati Miner dan Trader

Beniamin Mincu juga bertanggung jawab atas produk, pemasaran, dan komunitas untuk platform blockchain NEM dari 2014 hingga 2015, selain menjadi investor awal dalam proyek-proyek seperti Zilliqa (ZIL), Tezos (XTZ), Brave, dan Binance. Lucian Mincu memiliki pengalaman tambahan sebagai insinyur teknologi informasi dan spesialis keamanan, setelah bekerja dengan Uhrenwerk 24, Cetto, dan Liebl Systems.

Todea adalah seorang pengusaha teknologi serial yang sebelumnya mendirikan dan menjabat sebagai CEOnya Soft32, situs ulasan dan pengunduhan perangkat lunak, dan mitranya mobilPay, aplikasi pembayaran seluler. Dia juga adalah seorang investor angel, setelah berinvestasi di perusahaan teknologi biometrik TypingDNA dan platform akuntansi SmartBill.

Itulah beberapa mata uang kripto yang memiliki nilai tukar tinggi dan sangat populer di Indonesia, silahkan buat kesimpulan sendiri dan pilihlah mata uang kripto yang menurut kalian paling enak untuk digunakan dalam berbisnis kripto ini.

Penutup

Demikian informasi yang bisa admin bagikan untuk kalian semua, semoga informasi di atas daat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kalian dalam dunia cryptocurrency, sampai bertemu kembali dalam pembahasan menarik lainnya.
Sekian dan terimakasih banyak sudah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *